Rabu, 20 Desember 2017

Mengenal Lebih Dekat Tentang Scoliosis

Hai-hai jadi weekend kemarin aku,suami dan anakku ikut gathering dari Rs.Premiere Bintaro ke Kuntum Farm Field Bogor. Acara kali ini kami membahas tentang "Scoliosis" sekaligus kita jalan-jalan gratis hihi :D

Datang 06.30 buat pendaftaran tiba disana langsung registrasi dan ambil kaos serta sarapan sambil nunggu beberapa teman,saat berangkat pun kami diperbolehkan memilih bus yang akan dipakai :D


Sesampainya kami disana langsung disambut oleh panitia lain yang sudah hadir duluan,kami mulai berfoto bersama dahulu di depan Kuntun Farm Field Bogor. Lalu kami di arahkan masuk kedalam dan terlihat awal masuk ada beberapa rempah-rempahan bumbu dapur dan juga tanaman-tanaman hias yang lucu dan indah lalu saat melewati antrian tiket kita akan melewati sebuah kolam kecil dipinggiran sebelah kiri dan ada pepohonan dan bangku-bangku yang tersedia jadi kita bisa santai sejenak disana setelah itu kita akan melewati kandang kambing,sapi,dan hewan lainnya.

Oke masuk inti acaranya ini membahas tentang "Skoliosis" sebetulnya penyakit ini sudah tidak asing bagi banyak orang tapi untuk seperti saya yang masih ibu baru jujur baru pertama kali dengar kudet banget ya hehe :)

Apa itu Skoliosis ??
Skoliosis adalah kondisi melengkungnya tulang belakang ke samping secara tidak normal. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak sebelum masa pubertas dengan kisaran usia 10 hingga 15 tahun. Anak laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama untuk mengidap skoliosis ringan, namun anak perempuan lebih rentan untuk mengalami perburukan gejala sehingga memerlukan penanganan yang memadai.
Meskipun kebanyakan kasus skoliosis yang menimpa anak-anak bersifat ringan dan tidak memerlukan perawatan, namun harus diawasi secara saksama dan disarankan untuk menjalani X-ray secara rutin untuk mengetahui perkembangannya dan menghindari komplikasi lanjutan.

Sulit bernapas dan nyeri hebat biasanya akan dirasakan oleh penderita skoliosis remaja dan dewasa jika tulang belakang yang melengkung bertambah parah. Oleh karena itu, deteksi dini diperlukan untuk mencegah skoliosis mencapai tingkat keparahan lebih lanjut.

Gejala Skoliosis
Gejala skoliosis dapat dilihat dari perubahan penampilan dada, pinggul, atau bahu. Berikut ini adalah gejala-gejala skoliosis yang dapat dilihat dari penampilan fisik.
  • Salah satu pinggul tampak lebih menonjol.
  • Tubuh penderita skoliosis mungkin condong ke satu sisi.
  • Salah satu bahu lebih tinggi.
  • Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol.
  • Panjang kaki tidak seimbang.

Skoliosis juga dapat menyebabkan nyeri punggung, meski tidak semua penderita skoliosis mengalami hal ini. Penderita skoliosis dewasa lebih sering mengalami nyeri punggung pada titik lengkungan, dan nyeri ini dapat bertambah jika lengkungan tulang belakang semakin parah.

Sakit yang dialami penderita skoliosis sangat beragam. Beberapa penderita skoliosis ada yang mengalami rasa sakit yang menjalar dari tulang belakang ke kaki, pinggul, dan bahkan hingga tangan, terutama saat mereka sedang berjalan atau berdiri. Rasa sakit mereda jika mereka berbaring dengan punggung lurus atau pada salah satu sisi tubuh. Sebagian penderita skoliosis ada yang mengalami nyeri punggung secara konstan, bagaimanapun posisi mereka. Selain nyeri punggung, penderita skoliosis yang parah juga bisa mengalami kesulitan bernapas.
Skoliosis juga dapat memengaruhi sistem saraf jika ujung saraf tertekan oleh salah satu atau lebih tulang belakang yang melengkung. Hal ini dapat menyebabkan kaki terasa kebas atau lemah, inkontinensia atau tidak mampu menahan buang air kecil maupun besar. Sebagian penderita skoliosis pria bisa mengalami disfungsi ereksi.
Gejala skoliosis pada anak mungkin tidak disadari karena biasanya tidak menyebabkan rasa sakit dan kemunculannya perlahan-lahan. Jika Anda menduga anak Anda mengalami gejala skoliosis, segera temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab Skoliosis
Kebanyakan penyakit skoliosis tidak bisa dicegah karena sering kali kondisi ini tidak diketahui penyebabnya. Ada beberapa tipe skoliosis yang dikelompokkan menurut penyebabnya seperti di bawah ini.

Skoliosis idiopatik. Kasus skoliosis yang tidak diketahui penyebab pastinya disebut idiopatik. Skoliosis idiopatik ini tidak dapat dicegah, dan tidak dipengaruhi oleh faktor usia, olahraga, maupun postur tubuh. Faktor genetika diduga memainkan peranan penting dalam terjadinya kondisi ini. Skoliosis idiopatik diderita sebanyak 80 persen dari jumlah penderita skoliosis.

 Skoliosis degeneratif. Skoliosis degeneratif terjadi akibat kerusakan bagian tulang belakang secara perlahan-lahan. Skoliosis tipe ini menimpa orang dewasa karena seiring bertambahnya usia, beberapa bagian tulang belakang menjadi lemah dan menyempit. Selain itu ada beberapa penyakit atau gangguan yang berhubungan dengan tulang belakang yang bisa menyebabkan skoliosis degeneratif, seperti osteoporosis, penyakit Parkinson, motor neurone diseasesklerosis multipel, dan kerusakan tulang belakang yang terjadi akibat operasi.

Skoliosis kongenital. Skoliosis kongenital atau bawaan disebabkan oleh tulang belakang yang tidak tumbuh dengan normal saat bayi dalam kandungan.

Skoliosis neuromuskular. Kelainan bentuk tulang belakang yang disebabkan oleh gangguan persarafan dan otot seperti pada penyakit lumpuh otak atau distrofi otot.

Sumber : 
http://www.alodokter.com/skoliosis

Seperti Dr.dr.Luthfi Gatam,SP.OT (K-Spine) yang hadir sebagai salah satu pembicara mengatakan bahwa saat ini kita sedang melakukan cara supaya meminimalisir resiko-resiko yang biasa terjadi saat operasi,kalo sekarang kita operasi skoliosis dengan darah yang begitu banyak keluar sekitar 20 kantong berarti 2000cc ini sangat bahaya makanya kita selalu bilang bahwa transfusi itu juga bahaya makanya sekarang kita usahakan balik cara yang lama itu dengan cara yang baru. Cara baru itu dengan kita hanya titik-titik posisis tulang yang kita buka lalu kita masukkan baut sebelum itu kita lakukan CT-Scan ketepatannya sangat tinggi sekali dan presisi sekali serta tidak ada miss sama sekali berbeda ketika operasi yang masih ada miss 1ml sampai 3ml dengan cara seperti maka darah yang dikeluarkan hanya 100-150cc.Saya selalu bilang pengobatan dan pembedahan itu adalah jalan terakhir kalau bisa jangan sampai dilakukan pembedahan karna pembedahan itu resiko banyak dan tinggi yang tadiny kita bisa bergerak bebas namun kita lakukan pembedahan pergerakan pun tidak sebebas dulu namun memang itu yang tidak bisa dihindari sebab pada saat datang ke kita sudah terlambat dimana kurva lengkungan yang sudah tinggi lebih dari 50 derajat.

Lalu juga ada Dr.Peni Kusumastuti,Sp.KFR beliau juga menjadi salah satu pembicara mengenai skoliosis. Beliau mengatakan kedepannya ada beberapa yang kita ikuti perkembangan therapy skoliosis dengan memadukan beberapa gerakan mulai dari yoga,pilates,dsb semua kita jadikan satu termasuk juga keberhasilan bukan hanya latihan saja tapi pada saat beraktifitas sehari-hari kalo postur tubuh kita sudah dilatih kearah yang benar dengan keegarisannya lebih baik itu harys kita pertahankan. Tidak ada Skoliosis tanpa resiko terjadinya penyakit jadi latihan therapy ini untuk mencegah peyakit penyerta dan mengurangi proses diluar spinal pada progresifitas lengkung. Therapy dilakukan sebaiknya sedini mungkin sebelum terjadi perubahan yang menetap.









Ada salah satu peserta yang kebetulan anaknya penderita skoliosis dan baru saja selesai operasi setahun lalu bertanya bagaimana mendeteksi skoliosis ini sedini mungkin apa hanya dengan melihat postur tubuh saja atau harus cek ke RS ?? lalu Dr.dr.Luthfi Gatam,SP.OT (K-Spine) sebetulnya bisa terdeteksi pada usia masuk SD karna biasanya orang tua diminta hasil test skrining kesehatan anak dimana ada hasil test skoliosis jugakalo di indonesia sendiri saya malah jarang sekali menemukan SD yang seperti itu berbeda kalo diluar negeri itu wajib sekali menyerahkan skrining tersebut, Sebenarnya pun kita juga bisa tau hanya dengan melihatnya misal teman bapak suruh membungkuk dari situ saja kita akan tahu apakah dia skoliosis atau tidak dengan melihat posisi punggung jika posisi tidak rata atau menonjol sebelah sebelah itu namanya skoliosis.

Ada lagi salah satu peserta kebetulan anaknyakelas 5 SD juga terkena skoliosis bertanya jika anaknya ini susah sekali disuruh pakai brace bagaimaa menumbuhkan rasa semangat anak ini untuk memakai brace?? lalu Dr.dr.Luthfi Gatam,SP.OT (K-Spine) sekarang sudah Zaman Now bu alias Gagdet berarti kita sebagai orang tua harus aktif memberitahukannya jika dengan kalimat tidak didengar mungkin bisa ditunjukkan dengan video-video nya bahwa ini loh kenapa kamu harus memakai brace jangan lihat sekarang bahwa dia belom merasa sakit tapi kedepannya,memang memakai brace ini agak panas.

Acara inti selesai kami para peserta melakukan percobaan therapy dengan dibantu ahlinya. Jujur lumayan pegal dan ngos-ngosan juga hehe :D




Setelah sesi therapy selesai kami para peserta berkeliling melihat hewa-hewan dan memberikan makanan ini sangat menyenangkan namun ternyata ayah dan zahrani sudah berkeliling duluan sebelumnya jadi pas sesi ini dia sudah mulai lelah. Alhasil foto-foto muka udah merengut aja 😅





















Pada saat jam makan siang zahrani udah rewel dan akhirnya dia tidur,kami menikmati makan siang sambil mendengarkan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh salah satu peserta yang menderita skoliosis juga. Hujan pula jadi kami tidak sempat menikmati pemandangan langsung buru-buru  kami kembali ke Bus. alhamdulilah pegawai dari Rs.Premier sangat loyal dengan para peserta salah satu pegawai menjemput kami di Kuntum farm Field Bogor dengan mobil dan mengantarkan kami ke Bus yang jaraknya mungkin tidak begitu jauh namun karna hujan jadi mereka antar jemput para peserta untuk segera ke Bus.

Jadi alasan saya ikut acara tersebut bukan hanya gathering gratisnya tapi ilmu kesehatannya kebetulan saya punya adik yang bisa dibilang juga termasuk kategori penyakit "Scoliosis" mengapa saya bisa berasumsi seperti itu tanpa kontrol dahulu sebab saya sudah bisa lihat itu sejak dia SMP dimana badannya seperti membungkuk terus-terusan bahkan saat membungkuk terlihat ada yang menonjol sebelah saya sudah memperingatkan namun tidak pernah di gubris setelah mengikuti acara tersebut saya jadi khawatir dengan kondisi punggung adik saya mungkin saya akan berdiskusi dengan orang tua. Ini menjadi salah satu pacuan saya nanti ke depannya terhadap anak sudah mulai besar,karna dampaknya bukan pada saat dia kecil tapi nanti ketika dia semakin dewasa.

Seperti slogan dalam acara tersebut :

"KITA MUDA,SELALU BERSAMA,DAN AKAN MENUNDUKKAN DUNIA"

Tidak ada komentar: