Kamis, 29 September 2022

Kebohongan

Aku memang tak pernah tau dia diluar. Karna kuberikan kepercayaan dengan sepenuh hati. Tak pernah ada prasangka apapun tentang dia. Hingga saat itu aku pergoki sebuah chat yang menurutku sudah di luar batas.

Syok tentu tapi aku berusaha menahan ku pikir,dia akan bercerita seperti sebelum-ssbelumnya. Aku tunggu-tunggu hingga beberapa Minggu tak kunjung juga dia berkata. Malam itu aku coba cek dan pancing dan ya ternyata mereka memang sudah melebihi batas rekan kerja.
2 atau 3 hari setelah itu aku bertekad menegurnya.

Masih ingatkah dirimu malam saat aku menegur ?? Ya kamu bersikukuh mengatakan menganggap "hanya sebatas rekan kerja tidak lebih". Lalu aku katakan kepadamu "dari sebatas chat itu gak mungkin gak telponan gak mungkin gak ketemuan". Kamu dengan yakin mengatakan "itu hanya sebatas rekan kerja,gak intens hanya chat. Ayah janji dan pastikan itu".

Masih ingatkah kamu mengatakan itu?? Sejak itu aku minta untuk stop. Aku pikir dirimu paham dan mengerti. Aku pikir dirimu akan menghentikannya ternyata tidak. Tanpa aku sadari kamu dan dia masih terus melanjutkannya,hingga sejak saat itu kita terus bertengkar setiap dirimu ketahuan masih berhubungan tentang dia.
Tapi kamu selalu meyakini aku dengan kata-kata. Puncaknya tiba disaat aku berada dalam titik terbawah,awal November ya masih ingat dengan jelas tanggalnya,kamu tau saat itu posisi aku yg paling terbawah sangat butuh dirimu. Sangat membutuhkan dirimu,jika teringat itu adalah hal pahit selama 11 tahun aku menemani dirimu. Tak pernah sekalipun kamu meninggalkan aku disaat aku memang membutuhkanmu. Hari itu kamu tau bahwa aku sampai konsultasi psikolog secara online.

Tapi hari itu juga kamu dengan yakin meminta izin untuk pergi ke Jogja mengantar teman mu yg katanya ingin menjenguk ortu nya yg sakit. Lagi dan lagi aku diyakini oleh kata-katamu,bahkan aku sampai berkata "kamu yakin mau pergi,aku lagi sangat down dan butuh kamu" tapi kamu jawab "iya gak enak lumayan tambahannya buat persiapan nanti ngurus berkas",ya kamu paling tau aku pasti tidak bisa melarang jika soal tambahan rejekimu. Kamu tau betapa aku sangat membutuhkan mu,kamu yang melihat jelas aku meringkuk di pojokan kamar anak-anak tapi kamu tetap pergi.

Entah kenapa sejak kamu pergi aku yg makin gelisah dan makin down banget berharap kamu cepat pulang. Setelah pulangnya dari Jogja aku makin tak karuan hingga minta kerumah orang tua.
Besoknya aku tidak pernah tau saat merasa sesak ingin rasanya aku mencari tau isi HP mu. Dan ternyata benar dan selalu benar firasatku. Ku temukan foto-foto dirimu dengan dia di Jogja betapa bahagianya dirimu dalam perjalanan itu.
Tega...sangat tega...itu adalah hal jahat yang pernah kamu lakukan terhadap aku.

Saat itu juga betapa hancurnya aku dan emosinya aku. Entah kekuatan darimana akupun berani mengatakan "pisah" tak sedikit pun aku bergeming hingga kamu berlutut di hadapanku. Mengingat saat itu kita dirumah orang tuaku,aku tidak ingin mereka tau. Akhirnya aku minta kita selesaikan diluar rumah. Kamu bawa aku ke tempat orang yg paling kamu percaya.
Orang itu bahkan meyakinkan aku bahwa "ibadah terpanjang adalah pernikahan",saat itu bahkan kamu berjanji di masjid didepan orang tersebut akan melepaskan nya dan mengakhirinya.

Allah SWT maha mengetahui...bahkan dia yg memberiku firasat dan kesempatan untuk mengetahui kebohongan apa yang telah kamu lakukan. Aku berpikir sejak itu mungkin kamu berubah dan sadar kesalahanmu. Ternyata terulang lagi dan lagi,bahkan wanita itu berani memposting momen dimana ada kamu,walau sosok dirimu tidak nampak tapi aku tau posisi fotonya Karna hanya kita bertiga yg menyimpan. Wanita itu sakit ya aku bilang sakit dia bahkan punya keluarga dan 3 anak perempuan semua. Tidakkah dia sadar akan kesalahannya,tapi malah justru dengan bangga mempamerkan momen bersama kamu.

Geram sudah yang aku rasakan sampai orang-orang yg mengetahuinya selalu memberikan ku saran agar tidak terpancing. Namun haruskah diam melihat tindakannya,bahkan dia sampai meneror ku melalui WA dan DM IG.
Kamu tau pada saat meninggalkan aku di saat down kakak mengatakan sesuatu yang sampai hari ini masih aku ingat,bahkan aku sesali kakak pernah mengatakan itu sampai akhirnya aku bilang ke dia "Kakak...bisakah tidak mengatakan hal yang tadi kepada siapapun termasuk ayah. Cukup bunda saja yang tau,dan kakak cukup bahagia saling menyayangi adik bara ya".

Tidak ada komentar: